Oleh : Juwita, SPd

Kehidupan manusia tidak lepas dari bioritmik yang fluktuatif, sangat tepat kita ambil filosofi sebuah pepatah yang mengatakan “ ribuan kilometer langkah dimulai dari langkah pertama”. Pepatah tersebut dapat kita implikasikan dalam kehidupan berupa kerja aksi dengan meniti sedikit demi sedikit tujuan dalam kehidupan. 

Langkah besar pada hakikatnya terdiri dari langkah-langkah kecil, meniti langkah besar pertama harus dimulai dari rumah jiwa anda, rumah jiwa yang terbaik adalah hati. Ketekunan akan hadir bila yang anda lakukan benar-benar berangkat dari hati yang tulus, hati sebaik-baik tempat untuk memulai dan mengakhiri, memulai sebuah kemajuan terlebih dahulu harus memajukan hati kita. 

Kemajuan dan keberhasilan tidak akan hadir begitu saja dengan jargon, visi,misi dan tujuan yang hebat dengan susunan kata-katanya diatas kertas tanpa ada usaha, kerja keras , kerja nyata dengan penuh keyakinan, percaya diri dan optimis. Keberhasilan sekecil apapun yang ada sekarang pada kita adalah usaha yang dilakukan secara kontinyu dan terus menerus,maka kita harus yakin pada usaha atau tujuan kita, meskipun terkadang ditengah keadaan tekanan dan kesulitan, kita harus berani menunjukkan sikap dan mengambil langkah berikutnya yang positif. 

Jangan sampai stagnan dilangkah pertama, memang semakin jauh kita berjalan semakin banyak rintangan maupun tantangan yang akan menghadang kita, tidak boleh terlintas dalam hati kita untuk menghentikan langkah. Setiap langkah yang positif pasti akan menaikkan nilai diri kita, apapun yang kita lakukan kontribusikan dengan nilai-nilai ketekunan karena ketekunan adalah daya ketahanan jiwa kita. 

Mengawali langkah untuk meraih sesuatu hal mulailah dengan hal-hal kecil yang mampu kita lakukan juga niat memberi tanpa pamrih, meskipun mungkin terlihat sepele dan tidak begitu berharga. Namun yakinlah melangkah untuk memberi tanpa pamrih itu ibarat menyingkirkan batu penghambat arus, arus sungai itu adalah rasa kasih dalam diri kita, sedangkan batu ibarat kepentingan yang berorientasi kepada kepribadian kita. 

Keluh kesah sangatlah penting dihindari dalam melangkah dikarenakan mungkin kita harus menambah beberapa aktifitas , pancarkan kekuatan rasa cinta, cinta itu melahirkan harapan dan pengabdian, wujudkan cinta harapan dalam bentuk aksi kerja. 

Persembahkan hasil kerja kita untuk siapa saja, keluarga, anak didik kita, masyarakat, alam yang mengasuh kita,alirkan kesejahteraan itu dengan ketulusan rasa cinta. Terkadang kita sering merasa cengeng dalam melangkah dikehidupan, minim sikap optimis bahwa kita sebenarnya kuat, kurang semangat juang. 

Percayalah Allah memberi ujian dalam melangkah terkadang terasa berat, bukan untuk menjadikan kita lemah, cengeng,mudah menyerah, itu adalah pengujian kepada hambanya yang saleh. Allah ingin menjadikan kita pemenang. Sikap sejati dalam melangkah kearah yang lebih baik mutlak diperlukan, tunjukkan bahwa kita adalah perahu yang kokoh, sanggup menahan beban. 

Tunjukkan kwalitas tebaik kita,gagah menantang angin. Kesejatian kita diuji, dan kesejatian kita adalah mampu mengarungi samudera,menerjang badai menuju pantai harapan. Namunsehebat apapun kapal diciptakan bila hanya tertambat didermaga tidak akan berguna, jadikan dermaga itu masa lalu,kembangkan layar dengan saling bahu membahu, jadikan tali penambat itu adalah penyesalan,maksimalkan seluruh kekuatan kita dan jangan buang percuma kekuatan yang dianugerahkan untuk kita. 

Lepas masa lalu dan jangan biarkan kita selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan masa lalu tersebut, berlayarlah, bekerjalah karena hakikat diri kita berkarya untuk menemukan kebahagiaan. 

Tanyakan pada diri kita pernahkah anda mempergoki hati kecil dengan pertanyaan” apa mungkin bisa aku melakukan itu?”. Ketahuilah sesungguhnya itulah suara-suara bisikan kecil dengan berbagai alasan ini itu, yang menghalangi kita untuk melangkah mencapai tujuan baik kita. 

Keterbatasan kita memang membatasi tetapi melangkah dengan pasti ada ditangan anda, relakah kita dibatasi dan dipenjara oleh keterbatasan kita ? “Kebahagiaan tergantung pada apa yang dapat anda berikan,bukan pada apa yang dapat anda peroleh” ( Mohandas Ghandi ). 

Sumber Referensi : 

Mailing List 
Motivasi Andi Marzuki

Penulis Merupakan Guru di SD Negeri 1 Indrapuri
SHARE :
 
Top