Oleh: Munawar Ar

Foto: IST
Sulit, merangkai kalimat menjadi alenia, sedangkan hati kecil ini terus memberontak agar semua orang sadar bahwa pendidikan menjadi kunci utama dalam mengentaskan kemiskinan.

Jemari saya terus menari di atas keyboard laptop untuk menulis pengalaman selama 3 bulan mengurus akta kelahiran sebuah keluarga yang berasal dari Aceh Timur, berdomisili di Aceh Besar dan anaknya bersekolah di Banda Aceh.

Keterbatasan biaya tidak menyurutkan langkahnya untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anaknya.

Bagi sebagian kita mesti bersyukur bisa bersekolah dengan fasilitas yang layak dan serba bercukupan, tapi tidak untuk Ramadatul Akmal (8 tahun ) murid kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 68 Lamgugob Banda Aceh. 

Iskandarsyah, ayah Ramadatul Akmal sangat ingin melihat buah hatinya sukses kelak, tidak bernasib sama sepertinya. Upaya ini terlihat dari ojek yang disewa untuk antar jemput anaknya di sekolah. Penghasilan Iskandarsyah sebagai pekerja bangunan tak tetap harus menghidupi istri dan 2 adik Ramadatul Akmal, yaitu Adrian Maulana dan Novita Sari. 

‘’Alhamdulillah tukang ojeknya baik hati, beliau saya bayar ketika ada uang dan rela juga tidak dibayar’’ lirihnya sambil mengusap air mata mengenang kebaikan tukang ojek ini.

Rama, demikian guru dan kawan-kawannya menyapa, murid kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 68 Lamgugob Banda Aceh sangat bahagia.

Iya, kamis 18 Januari 2017 menjadi hari special buat Rama sebab pada hari itu disaksikan orang tua dan kepala sekolah SD 68 Banda Aceh Syukriah, akta kelahiran diserahkan secara simbolis oleh Child Protection Specialist Unicef, Astrid Gonzaga Dionisio kepada Rama.

FOTO: IST
Harapan Rama untuk naik kelas hadir setelah Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) Aceh bersama Restorative Justice Working Group (RJWG) atas dukungan Unicef melaksanakan program perluasan cakupan kepemilikan akta kelahiran di Aceh Besar dan Banda Aceh.

Akhirnya Rama Naik Kelas.

Ikwal perkenalan Syukriah kepala sekolah dengan PKPM Aceh ketika Lauching Program Perluasan Cakupan Akta Kelahiran Berbasis Online di Kantor Desa Lamgugob Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh.

Syukriah menceritakan persoalan yang di alami oleh salah satu muridnya yang di tolak mendaftar sekolah lain hanya karena tidak memiliki syarat administratif berupa akta kelahiran. Atas inisiatif pribadi menerima pendaftaran Ramadatul Akmal untuk bersekolah di SD yang di pimpinnya.

Hari demi hari, minggu dan bulan terus berganti hingga setahun lamanya. Rama terus bersekolah, belajar rutin seperti layaknya siswa lain. Padahal Rama tidak terdaftar sebagai siswa di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) hingga dia tidak mendapatkan Raport di akhir semester.

Sedih? tentu, sebab ia tidak bisa melihat orang tua nya membawa Raport hasil belajarnya selama setahun layaknya siswa lain.

Setelah satu tahun lamanya Rama menyandang status sebagai siswa ia kini bisa ceria karena apa? Ia akan naik kelas. Meski hidup dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan namun, tekad Rama menjadi polisi tidak pernah pupus. Ia kelak bercita-cita ingin menjadi polisi . 

‘’Rama itu anaknya cerdas, aktif, pinter bergaul. Saya yakin bahwa ia akan menjadi anak yang sukses dan bisa membanggakan orangtuanya’’ ucap Syukriah Kegigihan Syukriah patut di acungi jempol.

Tanpa mengenal lelah ia terus membantu muridnya yang belum memiliki akta kelahiran walau sempat diketusin oleh teman-teman seperjuangannya.

Ia bercerita bahwa ia sudah berjanji ketika berada dalam air bah Tsunami tahun 2014 lalu apabila Allah SWT menyelamatkan dirinya, ia akan mengabdikan diri untuk masyarakat banyak. Sedangkan suami dan anaknya wafat. 

‘’Hanya gara-gara secarik kertas ini hak Rama untuk mendapatkan pendidikan terhalang, kejam sekali rasanya ia harus menjadi korban dari apa yang tidak diketahuinya’’ ucapnya meneteskan air mata.

Kasus Rama ini menuntut kita untuk memperkuat layanan pencatatan kelahiran ditingkat akar rumput terutama pada kelompok rentan. Karena kuat dugaan terdapat rama-rama lain diluar sana yang mengalami kasus serupa.

Sukses adalah hak setiap orang, ini juga berlaku untukmu Rama.

Teruslah gapai cita-citamu nak, karena orang yang sukses itu dilahirkan dari jalan terjal nan menikung. Orang yang sukses adalah orang yang bisa bersandar pada sandaran kuat sementara ia terus menerima lemparan jarum. Teruslah berjuang Brigadir Jenderal Ramadatul Akmal!!!.

Penulis merupakan Facilitator Strengthening Child Protection and Birth Registration Program PKPM Aceh-Unicef dan saat ini juga menjabat Sekretaris KNPI Aceh Besar.
SHARE :
 
Top