Oleh: Nursalmi,S.Ag

Sejak bulan Rajab umat Islam sudah berdoa kepada Allah agar dipertemukan dengan Ramadhan. Dan sejak bulan Rajab sudah mulai start melaksanakan amalan shaleh. Karena kata ulama Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyiram dan Ramadhan adalah bulan memanen. Artinya sejak bulan Rajab kita sudah memulai membiasakan diri untuk melakukan amal shaleh, agar di bulan Ramadhan tidak merasakan kepayahan dalam melaksanakannya. 

Kini tiba saatnya kita berada dalam bulan Ramadhan yaitu bulan memanen. Apa yang dipanenkan sangat tergantung dengan apa yang ditanam. Jika kita menanan rambutan pasti kita akan memanen rambutan pula, tidak mungkin kita akan memanen durian. Jika kita menanam padi maka padilah yang kita panen, tidak mungkin kita memanen gandum. 

Begitu juga dengan amalan. Jika yang ditanam adalah kebaikan, maka yang dipanen pasti kebaikan. Sebaliknya, jika yang ditanam adalah keburukan, maka yang dipanen sudah tentu keburukan juga. Jika yang ditanam adalah amal shaleh, maka yang dipanenkan adalah pahala. sebaliknya, jika yang ditanam adalah kemaksiatan, maka yang dipanenkan sudah pasti dosa dosa. Amal shaleh yang dekerjakan di bulan Ramadhan, fahalanya akan dilipatgandakan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

‎كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat...”(HR. Bukhari dan Muslim). 

Semakin banyak kita menanam maka sebakin banyak pula hasil yang kita panenkan. Dalam hadits tersebut dikatakan, Allah akan melipatgandakan dengan sepuluh sampai tujuh ratus. Mengapa demikian ? Karena balasannya sesuai dengan tingkat kualitas dari ibadah itu sendiri. Jika kita mengumpamakan dengan tanaman, maka hasilnyapun sangat sesuai dengan benih yang kita tanam dan sejauh mana usaha kita dalam merawatnya. Jika benihnya adalah bibit unggul dan merawatnya dengan pupuk yang bagus serta penyiraman air yang cukup dan merata pasti akan mendapat hasil yang banyak dan berkualitas bagus. 

Begitu juga dengan ibadah di bulan Ramadhan, Allah berikan pahala sampai tujuh ratus kali lipat, sangat tergantung kepada kualitas ibadah itu sendiri. Jika kita melaksanakannya dengan penuh keimanan dan hanya mengharap pahala dari Allah dengan memperhatikan syarat syarat dan tatacara pelaksanaan yang benar, pasti Allah akan memberikan pahala yang sangat baik dan berlipat ganda. 

Oleh karena itu, kita sangat dituntut untuk memperhatikan amal ibadah yang kita laksanakan. Harus memahami tujuan ibadah itu sendiri yaitu karena taat kepada perintah Allah. Sebelum melaksanakannya sudah pasti harus mempelajari tara cara pelaksanaannya. Maksudnya adalah harus berilmu sebelum beramal, agar amal tidak sia sia dikarenakan kesalahan tanpa ilmu. 

Di antara cara melaksanakan amalan agar mendapat kualitas yang baik adalah dengan memahami ihsan, yaitu dengan cara melaksanakan suatu amalan seolah olah kita melihat Allah, dan apabila itu tidak bisa maka kita merasakan bahwa Allah sedang melihat kita. Jika demikian pasti amalan akan dilaksanakan sebaik mungkin, karena kita merasakan berada dalam pengawasan Allah (muraqabatullah). Sama seperti seorang pembantu bekerja sedang dalam pengawasan majikan, pasti kerjanya akan sangat bagus. Maka jadikanlah Ramadhan ini sebagai momentum untuk memperbanyak amal ibadah, agar mendapat pahala yang berlipat ganda sebagai bekal masa depan di akhirat nanti.
SHARE :
 
Top