Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Menapaki Jejak Rasulullah Dan Sahabat


Sebuah kisah tentang kehebatan Nabi Sulaiman as. Sebagai seorang nabi dan rasul, Nabi Sulaiman memiliki sifat dermawan yang luar biasa, sehingga ia merasa mampu memberikan makanan kepada seluruh makhluk Allah yang ada di muka bumi ini. Namun ia lupa bahwa kemampuan manusia memiliki keterbatasan, karena hanya Allah Yang Maha Mampu. 

Kisah ini disampaikan Abi Hasbi al-Bayuni di Pengajian Muslimah mingguan di Dayah Thalibul Huda Bayu Lamcot, Aceh Besar. Untuk mengetahui kisah inspiratif ini mari kita simak kelanjutannya. 

Nabi Sulaiman seorang nabi dan raja yang kaya raya. Bukan hanya memiliki harta kemewahan serta tahta singgasana yang super megah, tetapi ia juga memiliki rakyat yang terdiri dari berbagai jenis makhluk. Baik yang terdiri dari manusia maupun makhluk gaib. Sungguh suatu keistimewaan yang tidak ditemukan pada nabi-nabi yang lain. Pandai berbicara semua bahasa, termasuk mengarahkan angin dan hujan, namun ketaatannya kepada Allah melebihi segala yang ia miliki. 

Abi Hasbi mengisahkan, suatu ketika nabi Sulaiman meminta izin kepada Allah untuk memberikan makanan kepada semua makhluk yang ada di bumi. Allah berkata, "Kamu tidak akan mampu melakukannya." Tetapi nabi Sulaiman terus meminta sehingga Allah Swt mengizinkannya. 

Nabi Sulaiman dan seluruh bala tentaranya bekerja sama. Mengumpulkan semua jenis makanan dengan segenap kemampuan.  Mempersiapkan makanan yang tiada terhitung jumlahnya. Tentu menghabiskan waktu dan tempat yang sangat luas.

Setelah semua makanan siap disajikan, Allah bertanya, 'Wahai Sulaiman, makhluk mana terlebih dahulu yang engkau jamu? Apakah makhluk laut, darat atau udara?" Sulaiman menjawab, "Makhluk laut terlebih dahulu." Lalu nabi Sulaiman memerintahkan bala tentaranya untuk mempersilahkan makhluk laut menikmati makanan yang sudah disiapkan. 

Maka Allah muncullah seekor ikan yang sangat besar. Ia melahap semua makanan yang disajikan Sulaiman dan rakyatnya. Sehingga makanan-makanan tersebut habis tanpa sisa. Setelah itu 

si ikan  berkata, wahai Sulaiman, aku masih lapar. Makanan yang engkau sediakan tidak membuatku kenyang. Sedangkan Allah tidak menyediakan makanan untukku pada hari ini, karena engkau sudah mempersiapkannya. Akan tetapi makanan ini terlalu sedikit untukku. Apakah tidak ada makanan lain yang bisa aku makan? 

Sulaiman bertanya, mengapa begitu banyak makanan yang engkau butuhkan? Ikan menjawab, karena makanan yang Allah sediakan akan mengenyangkan, sebab aku bertawakkal kepada-Nya. Sedangkan engkau hanya seorang makhluk dan aku tidak bisa bertawakal kepadamu. 

Mendengar perkataan ikan tersebut, Sulaiman tersentak dan  bersimpuh di hadapan Allah sambil berkata, "Ya Rabb, aku mohon ampun atas kesombonganku. Sungguh aku tidak mampu memberikan makanan kepada makhluk-Mu. Jangankan semua makhluk, untuk memberi makan seekor ikan saja aku tidak mampu. Ampuni kesalahanku ya Allah!" Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  

Nabi Sulaiman menyadari bahwa dirinya hanya seorang hamba yang lemah. Hanya Allah yang Maha Memberi. Tidak ada seorang makhluk pun yang mampu menandingi kekuasaan Allah. Yang memberi rezeki kepada hamba-Nya tanpa ada batas waktu dan tempat. Tidak pula kekurangan sehingga kehidupan dunia dapat berjalan dengan sempurna. 

Berdasarkan kisah tersebut  dapat kita ambil hikmah bahwa manusia tidak akan mampu mengerjakan apa yang Allah kerjakan. Manusia membutuhkan waktu dan tenaga yang besar untuk berbuat. Akan tetapi Allah Maha Segalanya. Tidak membutuhkan waktu dan masa. Semua berjalan dan mengalir sesuai kodrat-Nya.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top