LAMURIONLINE.COM | YOGYAKARTA - Persyarikatan Muhammadiyah memasuki usia yang ke-111. Karena itu, sebagai wujud tasyakur, digelar resepsi milad pada Sabtu malam (18/11) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Tema milad Muhammadiyah ke-111 ini, mengusung “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta.”

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi mengatakan momentum milad menjadi pancaran kesyukuran karena Muhammadiyah sampai hari ini masih kokoh berdiri sebagai organisasi yang menjalankan dakwah dan tajdid menuju terwujudnya khayra ummah. Semua ini merupakan manifestasi dari khidmat Muhammadiyah yang akan senantiasa terus dilaksanakan di kemudian hari.

“Muhammadiyah melalui seluruh amal usaha dan gerak dakwahnya terus meluas di dalam dan di luar negeri untuk memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta. Muhammadiyah terus berkiprah setrifugal menjadi pelopor kemajuan,” ujar Haiedar, seperti dilansir Suara Muhammadiyah. 

Kehadiran Muhammadiyah, menurut Haedar, ialah menebar kemaslahatan untuk kehidupan bangsa dan negara. Kiprahnya tidak memandang agama, bahasa, suku bangsa, ras, golongan, dan sekat-sekat lainnya. Ini merupakan bukti nyata bahwa Muhammadiyah yang hadir untuk membantu dan memberi solusi terhadap pelbagai persoalan yang mengungkung kehidupan.

“Karenanya menjadi keliru dan tidak adil manakala kehadiran Muhammadiyah hanya diukur dengan parameter jumlah anggota dan lumbung suara politik lima tahunan. Muhammadiyah mesti ditempatkan sebagai kekuatan strategis bangsa yang keberadannya mesti ditakar dari konsistensi dan kontribusinya yang signifikan dalam usaha membebaskan, memberdayakan, mencerdaskan, menyejahterakan, mencerahkan, dan memajukan kehidupan bangsa,” tuturnya.

Haedar mengungkapkan pandangan Robert W Hefner Profesor Antropologi Boston University Amerika Serikat. Bagi Hefner, Muhammadiyah sebagai kunci karena Indonesia menjadi satu-satunya negara yang berhasil menjalankan amal saleh, amal sosial, dan amal agamis. Hal itu boleh diamati sebagai model untuk seluruh, tidak untuk organisasi muslim saja. Namun, juga bagi orang lain di negara-negara lain.

“Saya tegaskan bahwa negara yang paling berhasil dalam mengembangkan format pendidikan Islam paling efektif, paling kini, dan paling islami adalah Indonesia dan organisasi yang paling memberikan sumbangan kepada keberhasilan itu adalah Persyarikatan Muhammadiyah,” katanya mengutip pandangan Hefner.

Oleh karenanya, Guru Besar Ilmu Sosiologi UMY ini mengajak atas capaian usia 111 tahun yang ditorehkan Muhammadiyah, menjadi momentum penting untuk melakukan berbenah, bereformasi, dan bertransformasi. Semua ini mesti dilakukan agar Muhammadiyah ke depan makin kokoh sekaligus menjadi garda terdepan untuk berkhidmat di bidang keumatan, kebangsaan, serta kemanusiaan semesta.

“Masalah Muhammadiyah masih banyak yang harus dihadapi dan diselesaikan secara serius. Bangkitkan etos jamaah dan warga masyarakat untuk menjadi komunitas yang religius, bersosial, cerdas, berilmu, dan berdaya dalam berbagai aspek kehidupan. Kembangkan kerja sama dan ta’awun antar warga dan jamaah, sehingga menjadi insan kolektif yang mau saling berbagi dan peduli,” harapnya.

Haedar meminta warga Muhammadiyah  memakmurkan masjid dan Cabang-Ranting, sehingga menjadi kekuatan pemandu kehidupan warga. Cerdaskan, cerahkan, dan makmurkan warga di akar rumput menuju Masyarakat Berkemajuan. Hidupkan Keluarga Sakinah sebagai pranata  penting masyarakat berperadaban utama. (Sayed M. Husen)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top