Lamuri Online

Berbicara dengan Bahasa Lebih Santun

<div style="background: white; line-height: 10.1pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br />
<h4>
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-MqIowu7GkJM/VGyKteNN7eI/AAAAAAAADyo/jQUWNVt7Kv0/s1600/Ghazali-Abbas2-626x380.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-weight: normal;"><img border="0" height="194" src="http://3.bp.blogspot.com/-MqIowu7GkJM/VGyKteNN7eI/AAAAAAAADyo/jQUWNVt7Kv0/s1600/Ghazali-Abbas2-626x380.jpg" width="320" /></span></a><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="border: 1pt none windowtext; color: #333333; padding: 0in;">Lamurionline.com<span style="font-weight: normal;"> Banda
Aceh</span></span><span class="apple-converted-space" style="font-weight: normal;"><span style="color: #333333;"> </span></span><span style="color: #333333; font-weight: normal;">–
Relasi antara Aceh dan pemerintah pusat saat ini berbeda dengan sebelum
penandatangan MoU Helsinki dan lahirnya UUPA, di mana kala itu Aceh dan
pemerintah pusat berada pada posisi<span class="apple-converted-space"> </span></span><em style="font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit;"><span style="border: 1pt none windowtext; color: #333333; padding: 0in;">head to head</span></em><span style="color: #333333; font-weight: normal;">,
berhadap-hadapan dan antagonis satu sama lain. </span></span><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-weight: normal;"><span style="color: #333333;">Aceh
saat ini, secara<span class="apple-converted-space"> </span></span><em style="font-stretch: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit;"><span style="border: 1pt none windowtext; color: #333333; padding: 0in;">de jure</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #333333;"> </span></span><span style="color: #333333;">dan<span class="apple-converted-space"> </span></span><em style="font-stretch: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit;"><span style="border: 1pt none windowtext; color: #333333; padding: 0in;">de facto</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #333333;"> </span></span><span style="color: #333333;">serta pengakuan internasional,
merupakan bagian yang tegas dari NKRI. Dengan demikian Aceh berada pada posisi
di bawah “kendali” dan bersentuhan dengan kebijakan pemerintah pusat, dan
gubernur adalah perpenjangan tangan pemerintah pusat dalam kaitannya dengan
pelaksanaan pemerintahan di Aceh.<br /><o:p></o:p></span></span><span style="color: #333333; font-weight: normal;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Demikian disampaikan oleh Ghazali Abbas Adan, anggota DPD-RI
asal Aceh, melalui siaran persnya, Senin (17/11/2014).</span></span><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-weight: normal;"><span style="color: #333333;">Menurutnya,
paradigma</span><span class="apple-converted-space"><i><span style="border: 1pt none windowtext; color: #333333; padding: 0in;"> </span></i></span><em><span style="border: 1pt none windowtext; color: #333333; padding: 0in;">head to head</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #333333;"> </span></span><span style="color: #333333;">dan
pendekatan antagonistik tidak tepat lagi untuk dipraktikkan ketika melakukan
interaksi dan komunikasi antara keduanya. “Ketika melakukan komunikasi dan
interaksi timbal balik tidaklah dalam wujud<span class="apple-converted-space"> </span></span><em style="font-stretch: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit;"><span style="border: 1pt none windowtext; color: #333333; padding: 0in;">head to head</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #333333;"> </span></span><span style="color: #333333;">dan antagonistik itu, tetapi penuh
kekeluargaan, kedewasaan, dialogis, santun, cerdas dan argamentatif. Tidak
perlu emosional, arogan, penampilan wajah sangar, tutur bahasa vulgar dan
kasar, serta mengeluarkan ancaman ini dan itu,” tutur Ghazali.<br /><o:p></o:p></span></span><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-weight: normal;"><span style="color: #333333;">Terkait
dengan wacana Mendagri mengevaluasi kembali beberapa qanun Aceh, ia
berpendapat, sejatinya tidak pula direspon dengan cara<span class="apple-converted-space"> </span></span><em style="font-stretch: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit;"><span style="border: 1pt none windowtext; color: #333333; padding: 0in;">head to head</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #333333;"> </span></span><span style="color: #333333;">dan
antagonistik, marah-marah, serta mengeluarkan kata-kata kasar. “Apalagi,
sebagaimana berita terbaru, bahwa Mendagri belum memutuskan qanun yang
dievaluasi itu,” ungkap dia.<br /><o:p></o:p></span></span><span style="color: #333333; font-weight: normal;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Seandainya kelak Mendagri benar-benar mengevaluasi qanun-qanun
Aceh, lanjut Ghazali, sementara qanun-qanun itu dikehendaki dan disetujui oleh
segenap lapisan, tidak ada yang kontroversi di tengah-tengah masyarakat Aceh,
maka secara bersama-sama, Pemerintah Aceh, DPRA, DPD, DPR -RI, dan representasi
berbagai elemen masyarakat Aceh yang ada di Aceh di luar Aceh bertemu, serta
dengan santun, cerdas, dewasa dan argumentatif berdialog dengan Mendagri.</span></span><span style="color: #333333; font-weight: normal;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">“Sangat tepat keinginan berbagai pihak, bahwa Pemerintah Aceh
harus menjalin relasi, komunikasi, kolektif kolegial bersama wakil-wakil Aceh
di parlemen Indonesia (DPR dan DPD RI). Demikian pula sebaliknya, sekaitan
dengan kebutuhan dan kepentingan Aceh di tingkat pusat, karena memang fungsi
mereka di Senayan adalah penyambung lidah rakyat Aceh di tingkat pusat itu,”
sebutnya lagi.</span></span><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-weight: normal;"><span style="color: #333333;">Dengan
demikian pula, sambungnya, tidak ada alasan bagi DPR dan DPD RI wakil Aceh itu
meninggalkan Pemerintah Aceh sendirian dalam upaya memperjuangkan hak-hak
konstitusional dan aktual rakyat Aceh pada pemerintah pusat. “Untuk hal ini,
tentu harus ditempuh dengan cara-cara dewasa, santun, cerdas dan argumentatif,
sebagai wujud nyata karakter pemimpin-pemimpin modern, beradab dan
bermartabat,” pungkasnya.</span><span class="apple-converted-space"><i><span style="border: 1pt none windowtext; color: #333333; padding: 0in;"> </span></i></span><i><span style="border: 1pt none windowtext; color: #333333; padding: 0in;">(al3/sp)</span></i></span></h4>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>

Berbicara dengan Bahasa Lebih Santun

Lamurionline.com Banda Aceh – Relasi antara Aceh dan pemerintah pusat saat ini berbeda dengan sebelum penandatangan MoU Helsinki dan l...

Mengapa ke Mesir? Report By Ari Adliansyah

<div style="text-align: justify;">
<br />
<br />
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-QF8xeciur5I/VGTO5V7se8I/AAAAAAAABzU/MrgXzAjAiOo/s1600/1001630_1381063002111083_393354302_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://2.bp.blogspot.com/-QF8xeciur5I/VGTO5V7se8I/AAAAAAAABzU/MrgXzAjAiOo/s200/1001630_1381063002111083_393354302_n.jpg" width="158" /></a>Seperti yang kita ketahui, Mesir adalah Arzul Kinanah ( Negri Para Nabi) yang sebagian besar nabi diturunkan disini, seperti Nabiyullah Musa dan saudaranya Harun Nabi Yusuf sang ayah yang juga utusan Allah, Nabi Ya'qub, kemudian tinggal bersama putranya tercinta di Mesir. Jauh sebelum era Nabi Yusuf dan Ya'qub, nabi kedua, Idris, pun dikisahkan tinggal di bumi Kinanah tersebut. Nabi Ibrahim pun pernah berkunjung ke Mesir. Bapak agama samawi tersebut melakukan perjalanan bersama istri beliau Sarah. Namun saat itu nabiyullah Ibrahim tak menetap disana, melainkan hanya singgah saja. Akan tetapi Sarah, ibunda Nabi Ishaq pernah tinggal di Mesir selama hitungan hari.
Mesir juga negeri yang paling sering disebutkan dalam Al-Qur’an secara dhahir (langsung menggunakan kata-kata Mishr) dibandingkan Mekkah dan Madinah, sebanyak 5 kali, yaitu dalam surah:<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
 اهْبِطُوْا مِصْراً فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ   
, (Al Baqarah : 61)<br />
<br />
وَقَالَ الَّذِي اشْتَرَاهُ مِن مِّصْرَ لِامْرَأَتِهِ أَكْرِمِي مَثْوَاهُ عَسَىٰ أَن يَنفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا 
, (Yusuf : 21)<br />
<br />
 فَلَمَّا دَخَلُوا عَلَىٰ يُوسُفَ آوَىٰ إِلَيْهِ أَبَوَيْهِ وَقَالَ ادْخُلُوا مِصْرَ إِن شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ
) Yusuf  : 99<br />
<br />
(, 
وَنَادَىٰ فِرْعَوْنُ فِي قَوْمِهِ قَالَ يَا قَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَٰذِهِ الْأَنْهَارُ تَجْرِي مِن تَحْتِي 
) Az-Zukhruf : 51<br />
<br />
(, 
وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ وَأَخِيهِ أَن تَبَوَّآ لِقَوْمِكُمَا بِمِصْرَ بُيُوتًا 
) Yunus : 87<br />
<br />
(

Mungkin dalam bayangan kita kalau disebutkan Negara arab yg terbayang adalah padang pasir yg sangat mustahil bisa tumbuh rumput diatasnya. Namun nabi Ibrahim telah mendoakan Negara arab (makkah) dengan berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
 وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُق أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
 Artinya: 
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo’a:”Ya Rabb-ku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada  Allah dan hari kemudian.” (Q. S. Al-Baqarah:126) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”<i>nyan menyoe musim dingin kapajoh boh stoberi lage kapajoh boh jambe”,</i> begitulah kata abang-abang senior  kepada adik-adiknya dan jangan heran ukurannya pun mungkin lebih besar misalnya cabe, bawang, sawi (yg saya ketahui) ukurannya 3x lipat lebih besar dibandingkan ukuran yg di indonesia. Begitu juga dengan postur tubuh orang mesir yg sudah jelas lebih besar dibandingkan kita orang asia dan sebagian mereka juga suka mengejek dengan menanyakan enta shinny? (kamu orang cina?), yang mungkin karena produk cina yg beredar di mesir kurang bagus dan kurang berkualitas akan tetapi tidak sedikit orang kita yg kege-eran karna disamakan dengan orng cina (terbayang orang-orang korea). :p </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian orang mesir juga suka beradu mulut ditambah lagi dengan suaranya yang keras bahkan mereka juga sering tidak mengantri dan juga keras kepala, Di balik itu mereka sangat menghormati keputusan yang sudah diambil walaupun harus mengalah. Mereka juga cenderung untuk tunduk pada keputusan yang diambil oleh pemimpinnya.  
Namun itu adalah hal yang wajar dan menjadi alasan kenapa Anbiya’ (nabi-nabi) diturunkan di jazirah arab yang mana pada masa jahiliyah bangsa arab suka berjudi, mabuk-mabukan, berzina, membunuh anaknya hidup-hidup suka berperang dan sebagainya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Maka oleh sebab itu diturunkanlah para nabi untuk membenarkan akhlak, aqidah dan kehidupan sosial mereka. Dan juga hal ini sangat mendukung bangsa arab dalam hal peperangan yang sering meraih kemenangan.
Sebuah pertanyaan Apakah langkah kita sudah benar untuk menuntut ilmu ke mesir, yang di dalamnya banyak tantangan yg mungkin diantaranya disebabkan oleh penduduk mesir yang kurang bersahabat dan juga lingkungannya yang kurang bersih (daerah perkotaan) ditambah lagi tantangan melawan puncaknya musim dingin dan musim panas, kemudian dalam perjalanan menuju kampus menggunakan busway yang harus berdesak-desakan dengan orang mesir yang postur tubuh kita kalah besar, yang sudah tentu berbanding terbalik dengan keadaan menuntut ilmu di Negara Negara maju lainnya yang fasilitasnya memadai  yang perlu mereka pikirkan hanyalah belajar saja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlu kita ketahui bahwa menuntut ilmu itu tidaklah mudah dan ilmu itu luas, tidak terbatas oleh ilmu inteluktual saja ataupun emosional saja serta spriritual, semua itu adalah ilmu. Yang mungkin dari tantangan tadi juga bisa menjadi pelajaran sebagai contohnya kita dilatih untuk lebih bersabar, bersyukur atas apa yang sudah diberikan, untuk bisa lebih mandiri, Mesir juga dijuluki dengan Ummu ad-dunya yang dimanapun kita bisa mendapatkan ilmu, ketika dijalanannya orang mesir sering menyapa dengan salam apalagi penumpang di dalam busway yang lebih mendahulukan yang tua dari yang muda dan perampuan dari para lelaki yang mana mereka rela berdiri karena hal tersebut,, mereka juga tidak segan-segan untuk memperingati orang asing yang belum memahami etika tersebut.
 Dan tentunya hidup ini bukan seperti lampu aladin, Tapi butuh perjuangan. Jangankan yang belum ada, yang sudah ada diatas piring saja kalau tidak ada usaha untuk mengambilnya dan mengiringinya ke mulut maka proses makan itu tak akan berhasil. Namun perjuangan memerlukan pengorbanan dan akhirnya akan menjadi sesuatu yang entah disenangi atau tidak yang akhirnya akan membuahkan sesuatu yang manis, insyaAllah.
Kalau saya boleh hiperbola mau pilih mana harta sekarung atau belajar di mesir, saya pasti akan memilih kedua-duanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Penulis merupakan alumni Pesantren Oemar Diyan dan saat ini sedang menempuh study di Mesir
</i></div>

Mengapa ke Mesir? Report By Ari Adliansyah

Seperti yang kita ketahui, Mesir adalah Arzul Kinanah ( Negri Para Nabi) yang sebagian besar nabi diturunkan disini, seperti Nabiyullah M...

Lensa Lamuri

Lensa Lamuri

Para Pengurus Ippermata bekerjasama dengan Pusat Pelayanan Kesejahteraan Sosial (Puspelkessos) Kecamatan Kuta Cot Glie, sedang melakukan a...

Tgk Dhiauddin Kembali Pimpin Nahdlatul Ulama Aceh Besar Periode 2014-2019

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-Vtik7aSNMA8/VFWsixYyiCI/AAAAAAAABy0/4X4Nx21FQro/s1600/unnamed%2B(4).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="http://2.bp.blogspot.com/-Vtik7aSNMA8/VFWsixYyiCI/AAAAAAAABy0/4X4Nx21FQro/s1600/unnamed%2B(4).jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Lamuri-Kuta Cot Glie.</b> Tgk Dhiauddin yang juga pimpinan Dayah Ruhul Islam Gampong Lambeugak, Kuta Cot Glie, Aceh Besar kembali terpilih sebagai Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) Aceh Besar Periode 2014-2019. Kegiatan Musyawarah Cabang Nahdlatul Ulama Aceh Besar yang ke V berlangsung di Dayah Ruhul Islam Gampong Lam Beugak Kecamatan Kuta Cot Glie Aceh Besar tanggal 30 Oktober 2014, dalam musyawarah kali di ikuti oleh perwakilan Pengurus Ranting NU dari 23 kecamatan di Aceh Besar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah, S.Sos, Dalam sambutannya berharap kepada NU Aceh Besar dapat ambil bagian dalam memberikan solusi  terhadap berbagai permasalahan yang kita hadapi seperti maraknya berkembang Aliran yang memecah belahkan umat islam bahkan menyesatkan akhidah, krisis moral, serta upaya penyelesaian konflik sesama umat yang membawa banyak penderitaan berkepanjangan terhadap masyarakat. “Bila konflik yang terjadi dibiarkan begitu saja dan tidak ditangani secara menyeluruh pasti akan menimbulkan hambatan-hambatan bagi suksesnya pembangunan, baik pembangunan dibidang agama maupun dibidang lainnya. Kemacetan pembangunan dapat merusak lembaga-lembaga keagamaan, pendidikan, serta hancurnya sarana ekonomi dan kemakmuran masyarakat yang pada gilirannya akan melahirkan generasi Aceh Besar yang lemah pada hari esok”, sebut Adun Mukhlis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara Ketua Umum Demisioner Tgk. Dhiauddin Idris dalam sambutannya menyampaikan Konferensi Cabang NU yang diadakan hari ini, sebagai ungkapan rasa syukur ke hadirat Allah SWT. Sekaligus juga merupakan perwujudan dari perjuangan NU Aceh Besar selama ini yang telah melaksanakan berbagai aktifitas dan kegiatan keummatan. “NU hadir untuk memelihara dan mempertahankan Islam ala ahlussunnah wal jamaah maupun untuk mengemban tanggungjawab kultural dalam menyangga tradisi. Selain itu juga untuk menjaga keberlangsungan silaturrahim yang tidak terlepas dari anjuran Allah” jelasnya </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
hal senada juga disampaikan Ketua Umum DPW NU Aceh Tgk. H. Faisal Ali yang dalam arahannya mengatakan kader NU dan umat islam harus bisa berbuat untuk masyarakat, pemerintah Aceh Besar bangsa dan Negara. “Kita harus bisa memberikan kontribusi kita kepada masyarakat dalam kehidupan ini. Dan perilaku kita menjadikan ketauladanan, ta’at beragama, adil, amanah dan sebagainya” ajak Tgk. Faisal </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai organisasi keulamaan yang berorientasi kerakyatan dan sebagai wujud dari ahlusunnahwal jamaah yang selalu bersama sawadil adzom (kelompok mayoritas), NU akan terus menerus memperjuangkan kepentingan rakyat, dengan cara tarbiyatur ruhiyah (mendidik dan menyirami rohani mereka) serta tazkiyatun nafs (menyucikan jiwa mereka). Sebagaimana sebuah pepatah mengatakan faqidusy-syaii la yuthihi (barang siapa tidak memiliki sesuatu maka tidak akan bisa memberi). Bagi orang yang tidak adil, tidak mungkin menegakkan keadilan, bagi yang tidak memiliki kejujuran tidak mungkin berlaku jujur dan seterusnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
 Hadir pada Musyawarah Cabang Nahdlatul Ulama Aceh Besar yang ke V tersebut Bupati Aceh Besar, Anggota DPRK Aceh Besar, Ketua Umum DPW NU Aceh Tgk. H. Faisal Ali, Para SKPK Aceh Besar, Muspika Kuta Cot Glie, Pengurus Ippermata, para Keuchik dan Pimpinan Dayah, dan Tokoh Masyarakat. <b>(Muklis)
</b></div>

Tgk Dhiauddin Kembali Pimpin Nahdlatul Ulama Aceh Besar Periode 2014-2019

Lamuri-Kuta Cot Glie. Tgk Dhiauddin yang juga pimpinan Dayah Ruhul Islam Gampong Lambeugak, Kuta Cot Glie, Aceh Besar kembali terpilih s...

TPA Makarimal Akhlak Al-Aziziyah Adakan Lomba Festival Anak Shaleh

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-kGC-7CowX4A/VFWpN358ffI/AAAAAAAAByo/qWCuivwqWDY/s1600/unnamed%2B(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="http://2.bp.blogspot.com/-kGC-7CowX4A/VFWpN358ffI/AAAAAAAAByo/qWCuivwqWDY/s1600/unnamed%2B(1).jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Lamuri-Kuta Cot Glie</b>. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Makarimal Akhlak Al-Aziziyah, Gampong Lambeugak, Kec. Kuta Cot Glie, Aceh Besar, mengadakan lomba festival anak shaleh. Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Pimpinan Dayah Ruhul Islam, Tgk Dhiauddin. Senin, (27/10) malam di Komplek Dayah Ruhul Islam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tgk. Dhiauddin dalam sambutannya berharap lomba yang diadakan oleh TPA Makarimal Akhlak Al-Aziziyah menjadi sebuah motivasi dan semangat belajar bagi peserta santri. Kegiatan ini nantinya juga menjadi rutinitas tahunan. Tgk. Dhiauddin yang juga anggota DPRK Aceh Besar tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan, terutama wali santri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara Direktur TPA Makarimal Akhlak Al-Aziziyah, Tgk Zulkiram, dalam sambutannya menjelaskan beberapa cabang yang diperlombakan, diantaranya cabang cerdas cermat, doa harian, azan, ayat-ayat pendek, dan pidato dengan jumlah 64 peserta. “Tujuan kegiatan ini, untuk melatih mental para peserta, dan melahirkan kader kader yang islami, peduli terhadap agama, nusa dan bangsa, panitia juga memberikan tropi dan penghargaan kepada peserta nantinya”, sebut Tgk Zulkiram didampingi Ketua Panitia Muklis, SHum dan Sekretaris Zulfajri S.HI. Kegiatan ini juga dirangkai dengan ceramah islamiah oleh Tgk Mulyadi M Jamil dari Aceh Utara pada malam penutupan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu Camat Kuta Cot Glie, Tajuddin S Sos, memberikan apresiasi atas gagasan dalam kegiatan itu, harapan dengan kegiatan festival anak shaleh akan melahirkan kader kader yang memajukan Kuta Cot Glie, umumnya Aceh Besar, dalam berbagai bidang, terutama bidang agama. 
Hadir pada malam pembukaan, para Muspika Kuta Cot Glie, Para Keuchik, Pimpinan Dayah se-Kuta Cot Glie, Ketua Ippermata, Muhammad Fajri, SIP, Tokoh Masyarakat, dan para wali santri. <b>(Muklis)
</b></div>

TPA Makarimal Akhlak Al-Aziziyah Adakan Lomba Festival Anak Shaleh

Lamuri-Kuta Cot Glie . Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Makarimal Akhlak Al-Aziziyah, Gampong Lambeugak, Kec. Kuta Cot Glie, Aceh Besar, ...

Lensa Lamuri

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-LfjMhFvd-2I/VFWmESyWVjI/AAAAAAAAByE/s-heLZdEPtc/s1600/unnamed%2B(5).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="382" src="http://3.bp.blogspot.com/-LfjMhFvd-2I/VFWmESyWVjI/AAAAAAAAByE/s-heLZdEPtc/s1600/unnamed%2B(5).jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background: white; font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengurus
KNPI Aceh Besar bersama dengan OKP Aceh Besar, sedang audiensi dengan Wakil
Bupati Aceh Besar, Drs Syamsul Rizal M. Kes, Asisten Sekda Aceh Besar, dan para
SKPD,  usai upacara Sumpah pemuda yang ke 86 di ruangan coffe morning
kantor Bupati Aceh Besar, para pihak OKP membahas masalah pembangunan gedung
youth center yang belum ada titik temunya. Selasa, 28/10. <b>(Foto dan Teks oleh :
Muklis)</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-rCIvKyxdhQQ/VFWmXhWel5I/AAAAAAAAByY/odOEGuZTS1Y/s1600/unnamed%2B(6).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="458" src="http://2.bp.blogspot.com/-rCIvKyxdhQQ/VFWmXhWel5I/AAAAAAAAByY/odOEGuZTS1Y/s1600/unnamed%2B(6).jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah, S. Sos sedang menyampaikan sambutan
dan arahan sekaligus membuka resmi acara Konferensi Nahdhatul Ulama ke V di
Dayah Ruhul Islam, Gampong Lambeugak, Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Kamis (30/10)</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-9X4EqAv4xGg/VFWmW-m7k8I/AAAAAAAAByM/o_qjWBFSKHk/s1600/unnamed%2B(7).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="http://4.bp.blogspot.com/-9X4EqAv4xGg/VFWmW-m7k8I/AAAAAAAAByM/o_qjWBFSKHk/s1600/unnamed%2B(7).jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ketua terpilih NU Aceh Besar periode 2014-2019, Tgk Dhiauddin Idris,
sedang memberikan sambutan, sebelum acara pembukaan konferensi dimulai</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-b5Y9EEO9K6w/VFWmXsjB7bI/AAAAAAAAByQ/5oA1eFXyqFA/s1600/unnamed%2B(8).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="http://1.bp.blogspot.com/-b5Y9EEO9K6w/VFWmXsjB7bI/AAAAAAAAByQ/5oA1eFXyqFA/s1600/unnamed%2B(8).jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ketua PW NU Aceh Tgk. H Faisal Ali, sedang memberikan sambutan, dan
arahan sebelum acara konferensi di mulai</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />

Lensa Lamuri

Pengurus KNPI Aceh Besar bersama dengan OKP Aceh Besar, sedang audiensi dengan Wakil Bupati Aceh Besar, Drs Syamsul Rizal M. Kes, Asisten ...

MTQ Aceh Besar Ditutup, Ingin Jaya Juara Umum

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-1GQnbJOFVrg/VFWkgjNzcRI/AAAAAAAABx4/S8PuieBj9ag/s1600/berita_115916_800x600_Piala_bergilir_MTQ.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="http://4.bp.blogspot.com/-1GQnbJOFVrg/VFWkgjNzcRI/AAAAAAAABx4/S8PuieBj9ag/s1600/berita_115916_800x600_Piala_bergilir_MTQ.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Lamuri – Kuta Malaka</b>. Kontingen dari Kecamatan Ingin Jaya keluar sebagai juara umum MTQ Ke-32 Kabupaten Aceh Besar. Kegiatan yang berlangsung mulai Jumat (24/10) di Lapangan Sepakbola Malaka FC, Gampong Lam Ara Cut, Kecamatan Kuta Malaka, ditutup oleh Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah Ssos, Jumat (31/10) malam. Adapun peringkat lima besar MTQ Ke-32 Aceh Besar yaitu Ingin Jaya (nilai 54), Kuta Malaka (nilai 45), Darul Imarah (31), Baitussalam (30), dan Montasik (23). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bupati Mukhlis Basyah dalam sambutannya, berharap melalui MTQ ini akan menghasilkan qari dan qariah terbaik agar predikat juara umum MTQ Ke-31 Tingkat Provinsi Aceh yang diraih Aceh Besar tahun 2013, dapat terus dipertahankan. Mukhlis Basyah turut mengajak semua pihak agar senantiasa menghayati kandungan Alquran dan menjadikannya pedoman hidup. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara Ketua panitia pelaksana, Dr H Samsul Bahri MSi, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan MTQ tersebut. Sementara itu penentuan tuan rumah MTQ Ke-33 Aceh Besar Tahun 2016, akan ditentukan dalam rapat LPTQ Aceh Besar yang jadwalnya akan ditentukan kemudian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Besar, T Hasbi SH juga menjelaskan, pelaksanaan MTQ tahun ini mendapat sambutan dan dukungan luar biasa dari masyarakat Kuta Malaka dan sekitarnya. Hal Ini terbutki dengan ramainya kehadiran masyarakat ke lokasi-lokasi pelaksanaan, terutama di arena utama MTQ.
Meski diguyur hujan, acara penutupan berlangsung sukses. Turut hadir dalam penutupan MTQ itu unsur Muspida Aceh Besar, kepala SKPD, camat, tokoh masyarakat, dan ribuan masyarakat. 
 <b>(Abr/Hus/Bal/SI)
</b></div>

MTQ Aceh Besar Ditutup, Ingin Jaya Juara Umum

Lamuri – Kuta Malaka . Kontingen dari Kecamatan Ingin Jaya keluar sebagai juara umum MTQ Ke-32 Kabupaten Aceh Besar. Kegiatan yang berlan...